The Marvellous World of Belahan Jiwa

Kamis, 18 September 2008



Ada seorang saudagar kaya yang memiliki 4 istri

Istri ke-4 adalah yang paling dicintai dan dipuja. Dia benar benar memperhatikannya dan memberi segalanya yang terbaik hanya untuk sang istri ke-4.

Dia juga sangat mencintai istri ke-3. Sangat membanggakannya dan selalu ingin menunjukkan kepada teman – temannya. Meski demikian, sang saudagar selalu merasa takut kalau – kalau istri ke3 ini selingkuh dengan pria lain.

Diapun mencintai istri ke-2. Orang yang bersahaja, selalu sabar dan penuh pengertian . Jika sang saudagar menghadapi masalah, dia selalu datang curhat ke istri ke-2 dan sang istri selalu membantunya melewati masa-masa sulit.

Sedang istri pertama sebenarnya sangat setia dan punya peran besar dalam menjaga kekayaan dan bisnis sebagaimana juga dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun, sang saudagar tak begitu cinta serta jarang memperhatikannya.

Hingga suatu hari, sang saudagar jatuh sakit. Dia tahu bahwa waktunya udah ngga lama lagi. Yang terpikir pertama adalah istri – istrinya dan dia berpikir betapa bahagianya dia memiliki 4 istri. Jika meninggal, maka betapa dia akan sendiri dan merasa kesepian.

Maka dipanggillah istri ke-4. “ Saya begitu mencintaimu dan memanjakanmu dengan berbagai macam pakaian terbaik serta memberikan perhatian yang sedemikian besar. Sekarang aku sekarat, maukah engkau ikut dan menemaniku?” “NO WAY!” Jawab istri ke-4 sambil ngeloyor pergi.

Jawaban ini benar benar mengiris hati sang saudagar. Dengan perasaan sedih, dia bertanya kepada istri ke3,” Saya juga mencintaimu sepanjang hidupku. Kini aku sekarat, ikutlah menemaniku. “ “Emoh” jawab istri ke-3. “Hidup begitu indah disini. Aku mo kawin lagi jika kau dah mati.” Hati sang saudagar semakin sedih.

Kemudian, dia bertanya kepada istri ke-2,” Aku selalu berpaling kepadamu saat butuh bantuan dan engkau selalu membantuku. Sekarang, aku butuh bantuanmu lagi. Saat meninggal nanti, maukah engkau ikut menemaniku.” “ Maap – maap say, saya ga bisa bantu kali ini,” jawab sang istri ke-2. ”Paling – paling saya cuma bisa nganterin kamu sampai ke makam.” Jawaban ini serasa bagaikan petir disiang bolong bagi sang saudagar.

Dia semakin sedih dan masygul.

Tiba tiba sebuah suara terdengar,” Aku akan pergi bersamamu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi.” Sang saudagar melihat keatas dan disanalah wajah sang istri pertama. Dia begitu kurus, seakan menderita kurang gizi. Dengan sedih bin terharu, sang saudagar berkata,” Ooo istriku, seharusnya dari dulu aku menjaga dan memperhatikanmu dengan lebih baik.”


Demikianlah, sebenarnya kita memiliki 4 istri dalam hidup ini.

1. Istri ke-4 adalah badan jasmaniah. Ngga peduli betapa banyak waktu dan usaha kita keluarkan untuk membuatnya tampak bagus, dia akan sirna begitu kita mati.
2. Istri ke-3 adalah kekayaan, jabatan dan status kita. Saat kita meninggal, dia akan beralih ke yang lain.
3. Istri ke-2 adalah keluarga dan sahabat kita. Betapapun dekatnya mereka dengan kita dalam hidup ini, sejauhnya mereka mampu menemani kita hanyalah sampai ke liang lahat.
4. Coba tebak? Hanya satu yang mengikuti kemanapun kita pergi. Inilah JIWA kita. Ada baiknya mulai sekarang kita menjaga dan memperkuatnya selagi masih banyak waktu. Yup, sebelum kita jatuh sakit dan tinggal menghitung hari.


* Taken from http://kangduljoni.multiply.com/journal/item/25 *

0 comments:

Posting Komentar

ShareThis

Related Posts with Thumbnails