The Marvellous World of Belahan Jiwa

Sabtu, 28 November 2009


Although some relationships are mutually abusive, more frequently there is an imbalance of power in abusive relationships. While abuse may take the form of physical violence, abuse can also occur on an emotional and verbal level. Here are some steps to help you deal with an abusive partner.

When you are in love with someone, the relationship should bring you joy and a sense of emotional well-being. People who are in a relationship often stand as support systems for one another and share each other's problems and strive together to build a better life and future. However, there is the other side to love, where instead of bringing you happiness, it could be the worse thing in your life.

An abusive relationship can affect an individual's mental and physical well-being. Abusive relationships are not always physical in nature but can even be mental or emotional. If you feel you are in a relationship where you are being abused in any way - physically or emotionally, read on for tips on how to deal with the unfortunate situation:

How to get out of an abusive relationship?

Confide

Many people who are in an abusive relationship do not seek help because they are afraid of social pressures or are scared of their partner. But as long as you don't let someone know that you are suffering, you might never find a way out. If your partner is abusive towards you, talk to someone whom you trust and let them know about your strife. A close friend or family member can share in your sorrow and even help you get out of the relationship. There is no point making yourself suffer because you fear losing your partner or what society might think. In fact, maybe your partner should also get help or go for counseling. But the first step is to accept it and let someone know.

Back up

After you have confided in someone about your problem, make a plan to get yourself out of the situation. You could confront your partner (if you are afraid to do this alone, take someone with you), and move out of the house and start with giving yourself and him or her some alone time. This will help you figure out what you need to do next. Tell your partner things need to change and try to build your life so you don't have to depend on your partner both financially or emotionally.

Get Help

If you don't have friends and family or are too afraid to go to them then get professional help. Seek out institutes or a counsellors and ask them to help you with your situation. If your partner is beyond help and it is impossible to talk to him or her without the threat that they might hurt you, report them to the authorities in order to ensure your safety. But make sure your safety is your first priority. Its better to safe than sorry. You are just doing this for your self defense and there is nothing wrong in thinking about your good and getting rid of such a relation.

Sometimes the abusive partner might not understand that you need to leave and might threaten you or force you stay with them. But you must find a way to get away from this person at any cost for your own sake.

Worst Case Scenario

If you feel that none of the above will work, and if your partner is abusive to the extent that you might think your life is in danger, inform the cops. There is no point trying to sort things our or being careful about things when your life is in danger. Sometimes abusive people need their victims to be around them because it is the victims who give them a sense of power. Therefore, as ironic as it may sound, they need their victims and will do anything to make sure that they do not lose the abused. Which is why there is a chance that if you tell this person you won't take their abuse any longer and want to leave, they might do anything to hold you back and in the process cause some serious harm. So if you feel like this person is a threat to your life, immediately call the police.

The Children

If you have been in this relationship long and share children with the abusive partner, then you need to look out for yourself and your children. Do not let the abusive partner blackmail you with your children. You cannot stay with an abusive person, simply because you share a child with him or her. Besides, your child will probably be better off without the constant abuse and if the abusive partner reforms and changes their ways you can always go back. Act as fast as you can before its too late.

You have to be strong and take hold of your life. Being in such a relation can destroy your happiness. You have a right to be happy, so if you are in an abusive relationship, get help and do yourself some justice. It is your life and you deserve to be happy, so start making changes now!

By Michael Douglas

* taken from www.buzzle.com/editorials/8-27-2006-106755.asp *
read more "Abusive Relationship - Are You Threatened by Your Love?"

Selasa, 24 November 2009


Berita di media massa antara lain diwarnai oleh peristiwa kekerasan dalam rumah tangga. Korbannya kalau bukan istri adalah anak-anak. Sebetulnya bentuk kekerasan itu bukan hanya berupa penyiksaan fisik, tapi juga secara psikis.

Secara garis besar kekerasan dalam rumah tangga dapat dibagi dua, yaitu kekerasan fisik seperti pemukulan, penyiksaan badan, pemerkosaan, dan lain-lain, melainkan juga penyiksaan secara psikis atau yang sering disebut batin. Misalnya membatasi ruang gerak, merampas kebebasan, melontarkan kata-kata yang tidak menyenangkan atau menekan perasaan, dan sebagainya.

Apa pun bentuk kekerasan itu, semuanya memberikan dampak yang sangat buruk bagi korbannya, yang umumnya adalah istri. Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan yang dapat membantu Anda mengonfirmasi apa yang sesungguhnya terjadi pada rumah tangga Anda. Terjadi kekerasan emosional ataukah sungguh-sungguh merupakan rumah tangga yang bahagia?

Tanda-Tanda Siksaan

1. Apakah pasangan gampang tersinggung, kecewa, dan marah terhadap Anda, kadang beberapa kali seminggu atau bahkan sering? Apakah dia kecewa pada Anda meskipun Anda tidak bermaksud membuatnya kecewa? Apakah Anda sering terkejut dengan kemarahannya atau ledakan emosinya yang mendadak? Apakah kemarahannya ditujukan langsung kepada Anda, atau sesuatu yang menurut dia telah dilakukan/tidak Anda lakukan? Apakah dia menyalahkan Anda atas meledaknya emosinya, kemarahannya, atau kekecewaannya? Apakah kepada Anda dia menyangkal kemarahan atau kekecewaannya? Apakah Anda sendiri mempertanyakan bahwa apa yang telah Anda lakukan seperti selama ini memang membuatnya marah?

2. Apakah ia menolak untuk mendiskusikan hal-hal yang telah membuatnya kecewa, atau menuduh Anda ingin memulai pertengkaran jika mengajaknya berdiskusi? Apakah Anda merasa bahwa masalah yang muncul tidak pernah terselesaikan? Apakah Anda merasakan tidak mudah, tidak bahagia, tertekan, atau terganggu oleh masalah-masalah yang tak terselesaikan itu?

3. Apakah dia sering salah mengerti terhadap perhatian yang Anda berikan? Apakah Anda merasa bingung dan frustrasi akibat salah pengertian yang ditunjukkannya terhadap setiap tindakan Anda?

4. Apakah Anda merasakan telah kehilangan masalah utama dalam hubungan Anda, seperti soal anak, tabungan, rencana pensiun, dan lain-lain karena kurangnya komunikasi sehari-hari telah memakan energi Anda? Misalnya, apakah Anda sering khawatir bahwa dia akan salah mengerti tentang sesuatu hal yang dia pikir telah Anda katakan atau Anda pikir dia katakan? Apakah urusan sehari-hari telah memakan seluruh energi Anda?

5. Apakah Anda kadang-kadang merasa sepertinya ada yang salah dengan diri Anda? Apakah Anda kadang-kadang merasa ada sesuatu yang salah atau buruk, tapi tidak dapat menjelaskan apa itu atau kenapa?

6. Apakah pasangan Anda penuh rahasia? Apakah dia jarang, atau sekadar pernah, menceritakan pikirannya atau rencananya dengan Anda atau mendiskusikan suatu masalah dengan Anda?

7. Apakah pasangan Anda hampir selalu tidak setuju dengan Anda? Jika Anda bilang langit itu biru, apakah dia bilang abu-abu misalnya? Jika Anda bilang film itu bagus, dia bilang jelek? Apakah Anda selalu dibuat agar merasa diri Anda salah sedangkan dia selalu benar?

8. Apakah Anda dihukum jika berkata “tidak” ataukah Anda merasa dibuat agar merasa tidak punya hak untuk bilang “hentikan semua ini!”? Apakah Anda merasa harus mengabdikan diri kepadanya demi terciptakan kedamaian di dalam rumah tangga?

9. Apakah pasangan Anda marah atau cenderung mengelak jika Anda mendekatinya untuk mendiskusikan suatu masalah? Apakah Anda menutup mulut dan menyimpan semuanya sebagai masalah Anda sendiri?

10. Apakah Anda merasa bahwa pasangan memegang kuasa dalam hubungannya dengan Anda? Apakah Anda harus meminta izinnya untuk melakukan sesuatu atau mendapatkan sesuatu, seperti ketika Anda kanak-kanak dulu? Apakah Anda sering meminta maaf kepadanya atas perilaku Anda? Apakah kekuasaan dia yang berlebihan terhadap Anda itu telah membuat Anda merasa “sangat butuh” dan “rendah” terhadap dia?

11. Apakah Anda secara perlahan-lahan telah berhenti berbicara atau tidak pernah lagi menemui keluarga Anda? Apakah Anda telah kehilangan kontak dengan teman-teman Anda? Apakah ia mengkritik teman-teman atau mengecilkan anggota keluarga Anda? Apakah dia memprotes ketika Anda mengunjungi mereka, dan Anda seketika itu juga kembali ke rumah hanya untuk menghindari konfrontasi atau pertengkaran? Apakah perilaku pasangan Anda sering membuat Anda malu? Apakah perilaku Anda yang “merendahkan diri terhadapnya” itu membuat Anda malu?

12. Apakah Anda berpikir bahwa semuanya merupakan kesalahan Anda, sehingga jika Anda dapat memperbaikinya maka semua hal dalam hubungan Anda dengan dia tidak akan ada masalah lagi?

13. Apakah Anda sering memberikan pelayanan seksual hanya supaya terjaga kedamaian? Apakah Anda melakukan hubungan seks atau memenuhi permintaan seksual yang tidak masuk akal, bahkan ketika Anda tidak menginginkannya?

14. Apakah dia menggunakan obat terlarang atau minuman beralkohol? Apakah kepribadiannya berubah karena itu? Apakah Anda pribadi merasa tidak senang ketika melihat dia mulai membuka tutup minuman beralkohol?

15. Apakah dia senang dan menjadikannya sebagai bahan tertawaan jika ada kekurangan atau ketidaksempurnaan Anda?

16. Apakah dia bisa tertawa atas kesalahan yang diperbuatnya, atau atas dirinya sendiri, atau mengakui kelemahan dan kekurangannya?

17. Apakah dia segera dan dengan mudah mengakui ketika berbuat salah? Dapatkah dia meminta maaf atas perilakunya yang buruk? Apakah dia meminta perbuatannya dimaklumi dan menimpakan kesalahan pada orang lain atau sesuatu yang lain? Apakah dia menudingkan jarinya kepada Anda dan membuat Anda merasa bahwa Andalah yang menjadi penyebab kekecewaan atau kesalahan yang diperbuatnya?

18. Apakah dia yang membuat semua keputusan dalam hubungannya dengan Anda? Apakah dia yang merencanakan perjalanan, keuangan, liburan, pembelian mobil, mendisiplinkan anak, hingga soal pensiun?

19. Apakah dia mengontrol, membatasi atau tidak menyetujui pengeluaran Anda? Apakah dia membuat pengaturan keuangan yang ketat, membuat Anda harus menerima bantuan, atau memiliki kebebasan penuh versi dia? Apakah dia membuat Anda tetap tergantung secara finansial terhadapnya?

20. Apakah Anda akan merasa ketakutan atau menemui kesulitan jika dia mendapati Anda membaca kuesioner ini?

Cukup Tiga
Menurut Tigredd Luv yang menyusun kuis ini, jika Anda menjawab “Ya” tiga saja dari pertanyaan tersebut di atas, itu sudah dapat menjadi pertanda bahwa Anda terlibat dalam hubungan yang secara emosional menyiksa.

Mungkin Anda menemukan diri Anda sering mengalami depresi dan bertanya-tanya mengapa. Mungkin Anda hanya merasa tidak bahagia, tapi tak dapat memastikan apa yang menjadi penyebabnya. Atau Anda mungkin menemukan diri Anda bodoh, tidak kompeten, salah, atau tidak baik. Itu semua merupakan pertanda bahwa Anda tersiksa secara emosi, kata Luv.

Jika hal buruk itu terjadi pada Anda, segeralah berkonsultasi kepada psikolog keluarga. Dengan bantuan ahli, mudah-mudahan Anda dan pasangan dapat memiliki hubungan yang lebih setara dan sehat, tanpa penyiksaan fisik maupun psikis.

oleh: M.M. Nilam Widyarini, MSi, dosen pada Fakultas Psikologi Universitas Guna Dharma, Jakarta

* disarikan dari Kompas.com *
read more "TEST , Emosi Anda Tersiksa atau Tidak ..!"

Jumat, 20 November 2009


Rendahnya pemahaman masyarakat tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu kendala penanganan KDRT terhadap perempuan.

"Kebanyakan masyarakat masih menganggap itu adalah urusan rumah tangga, jadi tidak mau turut campur. Terutama jika menyangkut kekerasan fisik oleh suami," kata Asnifriyanti Damanik, S.H., Wakil Ketua Pengurus LBH-APIK (Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan).

Sebetulnya, apa saja yang termasuk KDRT?

1. Kekerasan fisik
Adalah segala perbuatan suami yang menimbulkan rasa sakit atau luka pada istri. Para korban mengaku ada yang dipukul, ditendang, diseterika, disundut dengan rokok, kepala dibotakin sampai disiram air keras.

2. Kekerasan psikis
Yaitu tindakan suami yang mengarah pada kondisi istri (korban) merasakan ketakutan. "Istri menjadi tertekan, lalu depresi, karena ruang geraknya jadi terbatas dan tak lagi merasakan kebebasannya sebagai individu." Contohnya pernyataan suami pada istrinya, "Kamu, kan, hidup menumpang." Atau suami mengancam istri untuk tidak ke luar rumah, dan kalau melanggar, harus menanggung akibatnya.

3. Kekerasan seksual
Ini lebih ke arah pemaksaan hubungan seks. Apalagi sekarang banyak yang mengajarkan cara atau teknik berhubungan seks melalui VCD atau media lain. Akibatnya, suami ingin menerapkannya tanpa kesepakatan dengan sang istri lebih dulu. Akibatnya, istri mengalami tekanan batin. Di satu sisi, mereka merasa jijik, tapi di sisi lain takut ditinggalkan suami jika menolak.

4. Kekerasan ekonomi
Adalah bentuk kesulitan ekonomi yang dialami oleh istri karena suami tidak memberi nafkah. Misalnya, setiap hari istri dijatah Rp 10 ribu untuk keperluan rumah tangga. "Cukup nggak cukup, harus cukup. Bahkan, ada yang tiap bulan harus bikin laporan keuangan, berapa pemasukan dan pengeluaran keluarga."

Biasanya, apa yang dilakukan suami semata-mata karena latar belakang keluarganya. Salah satu contoh, ibu sang suami sangat royal, sehingga sang ayah-lah yang mengontrol keuangan keluarga. "Nah, ia sering mendengar keluhan ayahnya tentang sifat perempuan yang boros dan suka menghambur-hamburkan uang. Inilah yang kemudian diterapkan pada istrinya."

Hal lain yang masuk kategori ini adalah larangan untuk bekerja. "Jika ini disepakati bersama, tidak ada masalah. Yang jadi masalah, sebelum menikah, calon suami sudah memberi syarat, jika sudah menikah, istri harus berhenti bekerja dan mengurus keluarga saja. Ketika rumah tangga mengalami kesulitan ekonomi, suami tetap bersikukuh istri tidak boleh bekerja." Menurut Asni, dalam kondisi apa pun, istri memiliki hak untuk bekerja, apalagi jika ia punya keahlian.

* taken from http://sukph1nk.multiply.com/journal *
read more "KDRT Bukan Sebatas Kekerasan Fisik"

Senin, 16 November 2009


The Needy Little Girl

This woman is every man’s worst fear. This type of woman is whiney and frequently verbalizes how desperate she is to get married. What is so frightening about this type of woman is that men can’t often identify her until they are well into a relationship.

Initially, this type of woman appears to be independent. She has been told that she is clingy or needy and often overcompensates by trying to be ultra independent.

However, once she is in a relationship and feels safe, her neediness begins to manifest.

TIP: Ironically, these women would do better to allow men to see some vulnerability right away, which is actually what most men expect, rather than give to everyone else but themselves and then expect a man to make up for their empty feelings.

The Man Hater, Witch (or other like words)

This type is different from all the others in one aspect. Most men will give this type of woman more of a chance and try and win her over, simply because she is a challenge.

Because of her strength (anger), most men don’t want to be in a committed relationship with her (and forget marriage), but they are intrigued with her perceived strength and view it as a conquest if they can get this type into bed.

This type of woman has the competitiveness of a man and the sensitivity of a woman. In an instant, she can switch from being very seductive to emotionally distant.
Put simply, she uses her hatred for men as a shield to avoid being hurt……again.

TIP: These women tend to be very guarded against getting hurt. In relationships, when they do give their heart to a man, they often allow the relationship to proceed too fast, which frequently overwhelms most men. The most important thing they need to learn is how to s-l-o-w-l-y allow a man to capture their heart.

The Career Queen

The common myth is that men are threatened by successful women. Actually, like most myths, there is an element of truth to this, which makes it so appealing. Men are not “threatened” by successful women as much as they feel that a successful woman doesn’t need them.

I have counseled many single, professional women who have told me, “I make good money, own my own house and have a wonderful social life. I don’t need a man to make me happy.” My reply to them is often, “Then why would any man want to be with you? What could he possibly contribute to your life when you are self-sufficient and self-fulfilled?”

Granted, men don’t want a woman who is totally dependent on them, but it is flattering to a man when a confident woman allows herself to depend on them, versus when they don’t appear to need a man at all.

TIP: Most men want to be the center of a woman’s interest, whether that is fair or not, and don’t want her devotion to work placed above her devotion to him.

The Motor Mouth

From a man’s perspective, a talkative woman isn’t good or bad. There is a perception that women use thousands more words per day than men. What most articles fail to mention is that this depends on the topic of conversation.

If the subject is sports, most men will talk a lot more than a woman will. Should the conversation change to something feminine, such as a friend’s baby, the woman will inevitably use more words.

Most women are accused of being too talkative when, in actuality, they are speaking more simply because they are discussing a subject that has great interest to them, not just because “women talk more.”

In addition, most men aren’t good at talking over each other, the way women do effortlessly with their girlfriends. In a woman’s world, I speak, you speak, and everyone speaks together. Just join in the conversation whenever the mood strikes you.

In the world of men, that is considered rude because men view conversation the same as “having the floor” of a debate. In other words, when he speaks, it’s his turn to speak and he is not to be interrupted until he’s done. Now that’s a little overdone, but not far from the truth.

Therefore, when a woman asks a man a question and he proceeds to answer her – and then she begins to interject her opinions for the next 10 minutes – he’ll just quit trying.

TIP: Men aren’t that different from women. Excessive talking is actually a form of conversation hogging. Don’t dominate the conversation unless you know it’s a topic that interests him.

*taken from http://www.relationshipheadquarters.com/understanding-men/4WomenMenAvoid.html*
read more "4 Women Men Avoid"

Kamis, 12 November 2009


Dia yang diambil dari tulang rusuk jika Allah mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.

Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.

Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu. Tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu. Dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yag tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele....
hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagimu sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu, kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya disisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Dia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki tetapi dia butuh jaminan rasa aman darinya karena dia ada untuk dilindungi, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Dia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat. Bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki. Tetapi yang dia butuhkan adalah perhatiannya. Kata-kata yang lembut, ungkapan-ungkapan sayang yang sepele. Namun baginya sangat berarti hingga membuatnya aman di dekatmu.

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes. Sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang. Seperti juga di dalam kelembutannya, disitulah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apa pun.

Dia lembut bukan untuk diinjak. Rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan perempuan, itu sepersekian dari hidupnya.

Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Karena perempuan adalah bagian dari laki-laki. Apa yang menjadi bagian hidupnya akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan mejadi keluarga barumu. Keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekali pun dia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena dia lahir dan dibesarkan disana. Karena mereka, dia mejadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya akan menjadi bagian dari perasaanmu juga. Karena kau dan dia adalah satu. Dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.

*disadur dari situsnya Dudung Abdussomad Toha*
read more "Siapa Perempuan Itu ...?"

Minggu, 08 November 2009


And the two reasons why you haven't done any of the five things listed below…

One of the biggest questions women have about men is "Why didn't he call back?" We know why insensitive men don't call back; they're creeps.

But what about men who seem too nice to be that rude? After talking to a lot of men about this problem, this is what it boils down to:

1. She said too much. Men tell me that many women go into way too much detail about their past relationships, especially of a sexual nature. Men don't want to hear it, even if they ask you to tell them.

2. She talked about all the bad things every man ever did to her...and she blames me just because I’m a man. Men hate it when a woman blames them for what some jerk, before them, did to her. It's like they're guilty until proven innocent.

3. She's angry at men. She's got a chip on her shoulder about men and carries a bit of anger toward all men...simply because they're men. This is a variation on #2 but it's about men in general, rather than specific men and incidences.

4. She lacks some or all of the qualities he's looking for. Most any woman's list of expectations regarding men, marriage, and relationships is pretty long. Consequently, most women settle for a man that lacks some of the qualities she is looking for. However, a man's list is very short.

For example, if a man's list of what he's looking for in that special woman is four items long, if one item is missing, that's one-quarter of what he needs. If it’s missing, he's gone...without an explanation.

5. She has sex too soon. Yes, most men want to get a woman into bed as soon as possible. But, if a woman he's really interested in has sex with him too soon, he quits calling because he figures if she did it with him so easily, she probably does that with others equally soon in the relationship.

It's a double standard, of course, but I'm just reporting the news. And ladies, don't say, "I don't usually have sex so soon." He won't believe it, even if it's true. He's heard it before.

He wants to think you're kind of pure, and maybe only had sex with the few men you were truly in love with. Wait until you think this man could become Mr. Right. He'll respect your desire to wait. If not, isn't it better to find out now?

Okay, you haven't done any of these things but he still doesn't call back. Again, setting aside that he isn't an insensitive creep, what's the deal?

Here are the two reasons that it boils down to:

He's not ready to get involved, and/or...you're not the right one. Pretty simple. You may be great and perfect, actually, for another guy; just not this guy. It reflects nothing negative about you; it's just that his list of requirements is very short compared to yours.

Remember, his list may be just five or six items. If only one of those items is missing, that's a pretty big percentage of the package he's looking for. What you need to learn to do is say, "Next."
I hope this sheds some light on why men do the frustrating things they do. Good luck!
*taken from http://www.relationshipheadquarters.com/love-and-dating/WhyNiceMenDontCallBack.html*
read more "Why Nice Men Don't Call Back"

Rabu, 04 November 2009


Pria tergila-gila pada wanita cantik dan seksi? Itu normal, tapi tak cukup cantik dan seksi saja untuk membuat pria tergila-gila. Ada kalanya seorang pria akan bosan punya kekasih cantik dan seksi namun tak bisa diajak bicara. Wanita semacam ini hanya untuk dikagumi, namun tak akan duduk di urutan pertama wanita yang akan diincar untuk menjadi pasangan hidup.

Tak semua pria mengidentikkan imege seksi seorang wanita dari kemolekan tubuhnya. Banyak hal di luar faktor fisik yang tak kalah penting untuk dijadikan penilaian, seperti berikut :

Percaya diri
Wanita seksi harus punya rasa percaya diri yang proporsional. Pria senang dengan wanita yang tahu siapa diri mereka dan apa kesukaan mereka. Percaya diri termasuk bagaimana wanita punya rencana terhadap masa depannya.

Cerdas
Wanita seksi bagi pria adalah wanita yang bisa memancing topik pembicaraan menarik saat bersamanya. Apalagi jika Anda bisa membagi banyak hal baru dengannya.

Berselera humor bagus
Pria memang suka wanita cantik, tapi saat mendapatkan seorang wanita yang bisa membuatnya tertawa, ia tak sungkan memberi nilai seksi padanya. Bahkan meskipun tubuhnya tidak hot. Berada di dekat wanita berselera humor bagus terasa menyenangkan, sekaligus menunjukkan bahwa Anda cerdas dan percaya diri.

Punya senyum indah
Wanita dengan deretan gigi putih, bersih, dan rapi punya daya tarik tersendiri di mata pria. Hal tersebut menjadi indikasi bahwa Anda mampu merawat tubuh dengan baik.

Berjiwa petualang
Mendapati wanita punya jiwa petualang, pria akan memandangnya sebagai wanita seksi. Wanita penuh spontanitas dan tak canggung melakukan hal-hal gila punyai nilai plus di mata pria.

Bisa menempatkan diri
Rasanya, tak ada seorangpun pria yang suka dengan wanita dominan. Egonya bakal meluap saat Anda memperlakukannya bak bocah ingusan, apalagi di hadapan keluarga dan teman-temannya. Wanita seksi adalah wanita yang bisa menempatkan diri dengan baik.

* taken from: sheknows.com*
read more "Wanita yang Membuat Pria Tergila-gila"

ShareThis

Related Posts with Thumbnails