The Marvellous World of Belahan Jiwa

Selasa, 24 Februari 2009


Seorang pakar pernikahan, Kevin Leman, percaya bahwa kepribadian, cara berbisnis, perspektif dalam mengasuh anak, serta cara memilih pasangan sangat tergantung pada posisi seseorang sebagai anak dalam keluarga. Apakah anak tunggal, sulung, tengah atau bungsu. Mari kita lihat pernikahan dari kacamata ini.

Pertanyaan hari ini hanya satu, kombinasi mana yang paling tepat untuk menuju pernikahan yang bahagia?

Sulung + Sulung?
Sulung + Tengah?
Sulung + Bungsu?
Tengah + Tengah?
Tengah + Bungsu?
Bungsu + Bungsu?

Masukan pertama dari Kevin Leman ialah: "Jika anda ingin bahagia dalam pernikahan, cari pasangan yang berbeda dari posisi anda. Semakin jauh semakin baik". Pasangan yang urutan lahirnya bertolak belakang, biasanya saling menarik satu sama lain, sehingga sangat baik dalam kehidupan pernikahan.

Menurut hasil penelitian para pakar, anak tunggal +anak bungsu menciptakan pasangan yang terbaik. Disusul dengan anak sulung + anak bungsu di peringkat kedua, dan anak tengah + anak bungsu di tempat ketiga.
Mari kita lihat secara singkat kombinasi pasangan berdasarkan posisi mereka sebagai anak dalam keluarga dan mengapa dapat mengarah ke hubungan yang baik atau buruk. Dan beberapa tips penting yang mengikutinya.

Satu hal penting yang harus anda camkan, tidak ada jaminan sama sekali bahwa kombinasi seperti ini akan menuntun sebuah pasangan secara otomatis ke arah bahagia. Poinnya hanyalah, ada indikasi-indikasi tertentu yang mengarah pada satu kesimpulan bahwa kombinasi tepat pada sebuah pasangan akan membantu mereka menghadapi berbagai masalah dalam pernikahan.

Sulung+Sulung/ / Tunggal+Tunggal = Perebutan kekuasaan

Si sulung dan si anak tunggal memiliki posisi yang sama. Masalah yang dihadapi oleh pasangan ini biasanya seputar sifat perfeksionis, dan penentuan siapa yang menang dalam kompetisi 'penguasa' di rumah tangga mereka.

Berikut beberapa tips untuk mengurangi ketegangan dan menambah keharmonisan dalam keluarga :

1. Berhenti mengkritik pasangan anda! Kritik pedas biasanya menjadi hobi para anak tunggal. Tetapi hari ini, gigit lidah anda dan berhentilah, kalau memang anda ingin bahagia. Lidah anda bagaikan kemudi kapal dan kekang pada mulut kuda. Sangat menentukan kemana pernikahan anda akan dibawa.
2. Jangan memiliki ekspektasi yang berlebihan pada segala sesuatu, sehingga anda menjadi sangat keras pada diri sendiri maupun pasangan anda.
3. Definisikan 'peran'dengan benar untuk menghindari perdebatan mengenai siapa yang berhak melakukan ini dan itu. Rundingkan dan putuskan sejak awal, siapa melakukan apa. Pertimbangkan kondisi dan tanggung jawab pasangan anda.
4. Berhenti memaksakan kehendak! Banyak jalan menuju Roma, dan jalan anda mungkin bukan yang paling mulus. Belajarlah untuk berkata "Kamu benar juga, ayo kita coba dengan caramu."

Sulung + Tengah = Paradoks

Para anak sulung harus mencatat fakta penting bahwa anak tengah memiliki rekor terbaik dalam mempertahankan sebuah pernikahan. Fakta penting bagi anak tengah, anak sulung adalah paradoks yang menjengkelkan. Sebagai anak yang memiliki kakak dan adik, anak tengah sangat terbiasa berkompromi, bernegosiasi dan biasanya tidak terbiasa mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya.

Beberapa saran untuk pasangan ini:

1. Sering-seringlah berbincang. Jangan biarkan pasangan anda berkata "semua baik-baik saja" , tanpa tahu kebenarannya. Kalau memungkinkan, usahakan untuk berbagi perasaan satu sama lain, setiap hari.
2. Buat pasangan anda merasa spesial terus menerus. Khusus bagi anak sulung, berikan pasangan anda hadiah atau kejutan-kejutan kecil sesering mungkin, karena anak tengah cenderung kurang menjadi pusat perhatian di dalam keluarga. Hal kecil ini penting diketahui, bahwa setiap hari seorang wanita membutuhkan konfirmasi apakah pasangannya benar-benar mencintainya.
3. Pecahkan masalah dan ambil keputusan bersama-sama.

Sulung + Bungsu = Happy Ending

Sekali lagi, pernyataan diatas hanya berdasarkan apa yang biasanya terjadi. Dari riset terhadap tiga ribu pasangan dengan kombinasi di atas, terlihat bahwa pasangan ini secara alamiah tertarik satu sama lain. Anak sulung mengajarkan hal-hal seputar prinsip hidup dan rencana masa depan, sedangkan anak bungsu membantu pasangannya untuk lebih santai dalam menghadapi hidup.

Menurut para peneliti, yang terbaik ialah istri sulung dan suami bungsu.
Wanita yang terlahir sebagai anak sulung cenderung memiliki naluri keibuan yang sangat tinggi. Di lain pihak, pria yang terlahir sebagai anak bungsu cenderung membutuhkan kehangatan seorang ibu. Dalam hal ini mereka saling melengkapi. Tetapi anda harus ingat, bahwa pernikahan yang berhasil bukan dilahirkan, tapi diciptakan. Dua orang yang bersatu harus bekerja sama, saling mencintai dan saling 'menguntungkan' satu sama lain.

Berikut tips untuk pasangan kombinasi harmonis ini:

1. Jangan biarkan pasangan -anak bungsu- anda mengambil keuntungan dari anda. Terutama jika pasangan anda itu seorang pria. Buatlah dia mengerti bahwa mengurusi 'tetek bengek' di rumah bukan hanya tugas seorang wanita.
2. Jangan terlalu mengekspos kelemahan pasangan anda. Setiap orang punya kelemahan, dan harus diperbaiki dengan cara sebaik mungkin. Perlahan, tapi pasti.
3. Beri perhatian maksimal satu sama lain.
4. Jaga komunikasi dan pastikan bahwa peran anda dan pasangan tetap seimbang dalam porsi yang wajar.

Tengah + Tengah = Kacau?

Bisa saja kacau jika dibiarkan apa adanya. Kelemahan pasangan ini terletak pada komunikasi yang terhambat. Keduanya menghindari kemungkinan perdebatan dan masing-masing juga cenderung merasa kalau pendapatnya tidak begitu penting. Sifat ini lahir alami dalam diri anak tengah jika disatukan.

Cobalah satu cara ini:

Letakkan toples di tempat yang paling sering anda berdua lewati. Meja makan contohnya.Siapkan potongan kertas dengan dua warna yang berbeda, merah untuk pria dan putih untuk wanita. Tuliskan secara spontan apa saja yang ingin anda diskusikan dengan pasangan dan masukkan kedalam toples. Siapkan waktu khusus untuk membahasnya. Pasangan yang malas berdiskusi kadang lebih merasa nyaman untuk menulis. Karena itu, walau kaum pria menganggap hal ini sangat merepotkan, tak ada salahnya jika dicoba.

Beberapa tips penting lainnya ialah:

1. Bangunlah kepercayaan diri pasangan anda lewat pujian atau apapun.
2. Jangan batasi pergaulan. Tetaplah memiliki sebanyak mungkin teman, asalkan tidak mengarah pada kemungkinan untuk selingkuh!
3. Jangan berhenti memberikan perhatian pada pasangan anda. Ini sangat penting karena pujian menjadi kebutuhan setiap orang, terutama dalam hal ini anak tengah.
4. Di atas segalanya, hormatilah pasangan anda. Contoh yang sederhana, jangan pernah lupa telepon jika anda pulang terlambat malam ini.

Tengah + Bungsu = Aman

Kemungkinan sukses kombinasi ini sangat besar, karena merupakan campuran dari si negosiator dan si makhluk sosial. Entah bagaimana rumusnya, tetapi jika mereka disatukan akan terjadi komunikasi yang sangat lancar, terlepas dari sifat masing-masing.

Tips untuk semakin aman dalam membina pernikahan:
1. Jangan pernah merendahkan pasangan anda, walaupun misalnya ide-ide yang ia utarakan terdengar aneh atau bodoh.
2. Jangan lupa mencoba hal-hal baru untuk bersenang-senang dan menikmati hidup berdua.
3. Berusahalah menonjolkan kelebihan pasangan anda.
4. Usahakan untuk saling berbagi terus-menerus. Jangan tertawa sendirian!


Bungsu + Bungsu = Kalang Kabut

Kombinasi ini biasanya terbelit dengan masalah finansial yang pekat, juga masalah-masalah berat lainnya. Karena itu sejak awal, mereka wajib duduk bersama dan membahas hak dan kewajiban masing-masing, serta kesepakatan untuk menerapkan disiplin di dalam rumah tangga. Jika ini tidak dilakukan, kekacauan sudah mengintip di balik pintu.
"Listrik kita diputus PLN!! bukannya kamu yang mestinya bayar listrik?".
Kebiasaan buruk anak bungsu biasanya ialah menyalahkan orang lain. Jadi jika anda dan pasangan sama-sama anak bungsu, tebak saja apa yang akan terjadi.

Berikut beberapa tips untuk pasangan ini:
1. Jangan saling bersilat lidah dan telinga. Jadilah pendengar yang baik bagi pasangan anda, terbukalah, dan jalankan hasil kesepakatan bersama tanpa memanipulasi apapun.
2. Saling koreksi dan mengingatkan satu sama lain, untuk menghindari hal-hal yang rentan terlewatkan.
3. Jangan menyulut pertengkaran.
4. Hadapi segala sesuatu dengan santai dan tenang. Jangan pernah berhenti bercanda dan tertawa berdua.

Semua pernyataan diatas bukan satu rumus yang pasti.
Semua hanyalah indikator berdasar hasil penelitian semata. Jadi di manapun posisi anda sekarang, tetaplah berusaha menjalankan yang terbaik dan bersyukurlah jika posisi anda dalam keluarga tidak berpengaruh dalam kehidupan berumah tangga. Dengan kata lain, pembahasan di atas ialah sebuah petunjuk, bukan anak panah. Jadikan saja sebagai satu pengetahuan yang membawa ke arah pernikahan yang lebih bahagia.

* source: unknown *

1 comments:

Bisaseo mengatakan...

wah bagus nih, Fakta Anak Kedua juga bisa dijadikan bahan acuan :) nice share ya gan :)

Posting Komentar

ShareThis

Related Posts with Thumbnails